Serpihan Rindu
ISBN: 978-623-7101-78-9
Kategori:
Antologi Puisi
Dimensi:
14 x 20
Tebal
Halaman: 145 Halaman
Harga:
54.000
Penulis:
1.
Muthi’
Ahmad, S.H
2.
Asmawati, S.Pd
3.
Jumaida
4.
Alious Babang
5.
Saifullah,
S.Pd
Kata
Pengantar
Rindu
adalah perasaan yang paling jujur didalam hati. Rindu biasanya akan datang
disaat-saat sepi, malam hening yang dingin, senja yang membongkar masa, fajar
yang menyapa dipagi hari atau saat mata ingin saling bertukar pandang. Didalam buku
ini, kami tuangkan rerumpunan rindu dan saudara-saudaranya. Hati adalah organ
tubuh manusia yang paling peka terhadap rasa. Hati adalah satu-satunya
kefitrahan manusia. Namun bagaimana pun beratnya rindu yang tertopang, ianya
harus diistirahatkan. Antara larut malam dan fajar adalah jeda. Sampai tak
kunjung bertemu rindu takkan berkurang, bahkan pertemuan hanya sekedar mencicil
hutangnya saja. Dengan hati dan imaji, kami coba menghimpun rasa yang singgah
saat rindu mulai menggerogoti. Kami bersahabat dengan kertas dan pena.
Sajak-sajak puisi ini, kami semai sebagai simbolisasi. Kami larutkan senja
didalam cawan rindu. Kami aduk lalu kami tambahkan aroma sakura sebagai tanda
cinta. Kami sulap seribu rasa menjadi serpihan suara hati yang berujar rindu. Teruntuk
hati yang letih memangku rindu, kami kami tambal ia supaya sedikit lebih
ringan. Lewat bait sajak yang tererai, nikmati rindu yang hadir karena itu
lumrah.
Lima
Penyair Muda Indonesia
Mempersembahkan,
Sinopsis:
Bila
engkau tak melihat rinduku dari tatapan mataku, setidaknya aku melihat bekas
rindumu dalam hatiku. Rindu sebuah kata yang tak bisa diartikan laksana
fatamorgana yang tak mungkin menjadi nyata.
Rindu
sebuah kata dengan seribu makna yang tak pernah terungkap. Oh kisanak di ujung
pertemuan selalu ada rindu yang tersisih. Bila pertemuan selalu berakhir dengan
perpisahan, di saat itulah benih-benih rindu bersemi.
Entah
sampai kapan rindu selalu mengantarkan seseorang menuju pertemuan selanjutnya
atau entah sampai kapan rindu akan berakhir menjadi penyesalan.
Entah
sampai kapan rindu selalu menikam hati-hati yang rapuh. Kuharap rindumu tak
terpaut dengan jaring-jaring cinta yang salah.
Semoga
engkau tahu kepada siapa rindumu harus berlabuh. Rindu sebuah ungkapan syahdu
yang dipendam Hawa pada Adam lamanya penantian bagaikan suara-suara merdu yang
menghiasi cinta mereka. Semoga kalian semua menikmati rindu dalam buku para
penyair muda ini . Salam cinta kami untukmu penikmat rindu.
Agus
Muhammad Tholhah Al Fayyad
(Mahasiswa
Universitas Al-Azhar Kairo Mesir)
Banyak
insan memburu rindu,
Meski
bernuansa pilu
Sang
perasa tak bisa berbuat apa-apa
kecuali
ada titik temu.
Bisa
merindu karena ada yang dituju,
biarkan
ia berkobar bersama waktu
percayalah,
jika saling merindu
atmamu
kian menyatu
Alious Babang
Komentar
Posting Komentar